Kemampuan menulis ilmiah merupakan salah satu skill yang sedang diusung oleh perguruan tinggi. Bahkan, Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi menargetkan 18.000 karya ilmiah per tahun dari Indonesia. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa kemampuan menulis karya ilmiah butuh untuk diperjuangkan di Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis karya ilmiah. Salah satu poin krusialnya adalah format penulisan. Format penulisan membantu pembaca untuk memahami bahasan penelitian secara terstruktur. Format penulisan karya tulis ilmiah adalah pendahuluan, tinjauan literatur, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan dan saran, serta referensi. Sementara abstrak ditulis sebelum memasuki bab pertama atau pendahuluan. Berikut ini adalah
Pendahuluan
Bagian pendahuluan umumnya terdiri dari beberapa hal. Misalnya latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan signifikansi penelitian. Bagian pendahuluan ini harus jelas menerangkan mengapa peneliti mengambil topik tertentu dan masalah apa yang hendak “diangkat” dalam karya ilmiah.
Tinjauan Literatur
Tinjauan literatur merupakan studi yang dilakukan untuk melihat penelitian-penelitian atau informasi terdahulu melalui riset sekunder. Baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif, tinjauan literatur terdiri dari tiga bagian besar, yaitu kerangka teori, literatur tematik, dan kerangka konsep. Kerangka teori merupakan teori yang sudah ada yang akan dipakai, literatur tematik membahas mengenai penelitian yang memiliki tema serupa atau menggunakan teori yang sama, dan kerangka konsep menerangkan tentang konsep/istilah penting yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Selain ketiga komponen tersebut, peneliti juga harus menjelaskan pola hubungan antarvariabel dan juga bagaimana keterkaitan teori dengan topik yang diambil. Jika dalam penelitian kualitatif, peneliti diminta menjelaskan mengenai keterkaitan kajian teori dan konsep mengenai fenomena yang “diangkat” dalam karya ilmiah.
Metodologi
Bab metodologi (atau Bab III) adalah bagian yang paling menunjukkan perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, terdapat bagian-bagian yang berbeda secara signifikan.
Untuk penelitian kuantitatif, bentuk bab metodologi adalah sebagai berikut:
- Desain penelitian (paradigma): desain penelitian merupakan bagian di mana peneliti menjelaskan mengenai paradigma yang digunakan. Peneliti juga perlu menjelaskan mengapa paradigma tersebut cocok dalam mengupas topik yang diajukan. Misalnya correlational research.
- Populasi dan sampel: untuk penelitian kuantitatif, peneliti diminta untuk menjelaskan sasaran kelompok yang akan menjadi responden dalam penelitian ini, beserta alasannya. Contoh dari populasi adalah populasi mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Indonesia. Sedangkan, sampelnya adalah sebagian dari populasi penelitian tersebut.
- Prosedur pengumpulan data: bagian ini paling dikenal dengan istilah teknik sampling. Teknik sampling adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mendapatkan data. Teknik sampling yang biasa dikenal dalam penelitian kuantitatif adalah random sampling.
- Prosedur analisis data: sesuai dengan namanya, prosedur analisis data akan dianalisis. Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan jenis analisis pengolahan data seperti apa yang akan dipakai. Dalam bagian ini juga disebutkan besaran margin of error atau level of confidence Peneliti juga akan menjelaskan bagian statistik apa yang akan dipakai. Misalnya jika peneliti ingin melihat pengaruh, maka peneliti akan menyebutkan analisis regresi pada bagian ini.
- Pengukuran (operasionalisasi konsep): bagian ini biasanya disajikan dalam bentuk tabel operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep adalah upaya menurunkan konsep hingga berada pada level spesifik yang bisa diukur. Pada bagian ini juga akan disebutkan skala pengukuran yang akan dipakai. Misalnya menggunakan skala pengukuran interval.
- Validitas dan reliabitas: bagian ini menjelaskan mengenai metode validitas dan reliabilitas yang akan dipakai oleh peneliti.
Sedangkan, pada penelitian kualitatif memiliki format penulisan metodologi yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif, format penulisan yang membedakan dengan kuantitatif adalah posisi peneliti, kriteria informan, dan daftar pertanyaan. Misalnya, pada penelitian kualitatif, peneliti lebih banyak mengajukan jenis pertanyaan yang terbuka. Akan tetapi, bagian yang sama yang juga tetap tercantum dalam penelitian kualitiatif dan kuantitatif adalah penjelasan mengenai paradigma dan validitas serta reliabilitas.
Analisis Data
Sebelum membahas lebih jauh, terdapat perbedaan antara analisis data pada bab 4 dan interpretasi data pada bab 5. Perbedaan tersebut terletak pada penyertaan teori. Penyertaan teori dan konteks dilakukan pada bab 5 (interpretasi data). Sementara pada bab 4, peneliti lebih mengelaborasi hasil temuan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan saja. Namun, tidak jarang analisis dan interpretasi digabung dalam penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan jika peneliti merasa alur bahasan akan lebih jelas jika menggabungkan keduanya.
Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan bagian di mana peneliti memberikan analisis lebih jauh mengenai hasil penelitian. Di mana peneliti mulai menyertakan faktor-faktor terkait, konsep, dan teori ke dalam analisisnya.
Kesimpulan dan Saran
Bagian ini merupakan bagian penutup dari riset yang berisi jawaban dari pertanyaan penelitian. Jawaban dari satu pertanyaan penelitian umumnya dapat menghasilkan dua poin dalam kesimpulan. Sementara, saran mengacu pada langkah selanjutnya yang dapat diambil terkait topik yang diambil.
Jadi, penulisan karya ilmiah kuantitatif dan kualitatif memiliki karakteristiknya sendiri. Perbedaannya terdapat dari bagaimana konten per bab di masing-masing paradigma. Perbedaan menonjol akan terdapat pada bagian metodologi. Jenis hasil dalam analisis data juga akan menunjukan perbedaan, di mana penelitian kuantitatif akan menunjukkan hasil penelitian berupa angka, sedangkan kualitatif akan menunjukan hasil berupa kata. Namun demikian, penulisan karya ilmiah yang terstruktur dan pertanyaan penelitian yang jelas akan membantu peneliti menuntaskan karya ilmiahnya, yang mana pun metodenya.